Sosok Yudhistira pada novel “Just in
Love – Menjadi Tinggi Tanpa Merendahkan, Mencintai Tanpa Melukai” sungguh telah
mencuri hati dan perhatianku. Rasanya aku ingin pergi ke Jogjakarta khususnya
Dlingo, untuk melihat keindahan alam disana dan mencari sosok Yudhistira
disana, siapa tau memang benar ada. Akhirnya awal Februari 2017 aku memutuskan
untuk melakukan traveling ke Jogja yang kunamai “Misi Pencarian Yudhistira”
Sepulang bekerja aku langsung
bergegas ke terminal, bertemu beberapa temanku yang akan menemaniku ke
Jogjakarta. Aku menempuh perjalanan selama 15 jam hingga sampai ke terminal
Jogjakarta, fiuuhh perjalanan yang cukup memakan waktu.
Perjalanan di Jogjakarta pun di
mulaiii, diawali dengan berkunjung ke Pantai Parangtritis, semilir angin, gemuruh
air laut, dan rintik-rintik air hujan yang menemani pagi hariku disana, sejuk suasana
indah yang aku sukai.
Usai berkeliling dan menikmati
suasana pagi di pantai, rasanya aku dan teman-temanku merasa lapar karena belum
sarapan, akhirnya kami pun pergi untuk makan Bakmi Jowo yang terkenal di
Jogjakarta. Salah satu makanan daerah yang enak, dan tempat yang unik karena
tempat tersebut bekas kandang kerbau, namun disulap oleh seniman handal disana
menjadi tempat makan tradisional yang bernilai artistic. Bagi yang penasaran sama tempatnya, bisa
kunjungi langsung, namanya “Bakmi Jowo Mbah Gito, Gubug Reyot” beralamat di Jalan Nyi Ageng Nis No. 9, Rejowinangun, Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55171.
Seusai sarapan aku bergegas ke
tempat tujuan berikutnya, yaitu De Arca. Tempat dimana tersedia banyak
gambar-gambar 3D yang bagus untuk selfie, tentunya tempat ini sangat digemari
orang-orang jaman sekarang yang sebagian besar hobi dengan selfie.
Setelah mendapat banyak foto yang
bagus di De Arca kami bergegas menuju tebing Breksi, suatu tempat wisata alam
yang berornamenkan batu yang diukir oleh pengrajin batu di daerah sekitar.
Setelah itu kami menuju Candi Ijo, belum tau betul tentang sejarah candi yang
satu ini, meskipun ukuran candi nya tidak sebesar candi Borobudur atau candi
prambanan, tapi pemandangan dan keindahannya tidak kalah dengan yang lain. Satu lagi tempat tujuan sebelum
senja mulai datang, yaitu Candi Ratu Boko, Candi ini merupakan salah satu
peninggalan Istana / Keraton Ratu Boko, peninggalan yang berperan penting dalam
sejarah dinasti Hindu khususnya di Pulau Jawa,
tempat ini merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup terkenal sejak Candi
Ratu Boko dijadikan lokasi shooting film “Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2)”. Dan
salah satu yang menarik dan terkenal dari tempat wisata yang satu ini adalah
sunset yang katanya goodlooking banget, itu sebabnya dateng kesini menjelang
senja, yaa meskipun pas nyampe tempat ini dalam keadaan gerimis dan ga dapet
sunsetnya, tapi semuanya terbayar dengan pemandangan indah disana yang memiliki
banyak cerita juga.
Usai dari Candi Ratu Boko, kami bergegas ke tempat penginapan untuk
beristirahat dan membersihkan badan setelah hampir 2 hari badan tidak menyentuh
air, haha. Untuk mengisi waktu malam di Jogjakarta, aku & temen-temen
menjelajah Malioboro memburu buah tangan untuk orang tercinta, dan sejenak
berkeliling di Alun-alun Jogjakarta.
Langit masih gelap, matahari masih belum muncul, udara dingin menusuk
badan dan hidungku, seusai sholat subuh, sekitar pukul 05.00 WIB, kita sudah
beranjak menuju Kebun buah Mangunan, Dlingo, :D :D :D desa dimana keluarga Yudhistira tinggal, seperti yang diceritakan dalam
buku, perjalanan menuju sana butuh perjuangan, menanjak, berliku, namun
terbayar oleh pemandangan yang sangat indah, di Kebun Buah Mangunan ada
pemandangan dimana kita seolah berada di negeri atas awan. Saat aku mengunjungi kebun buah mangunan, memang sedang
tidak musim panen buah, jadi aku dan teman-temanku tidak dapat menikmati memtik
buah langsung dari pohonnya, namun kami masih bisa menikmati pemandangannya. Setelah
dari kebun buah mangunan, kami bergegas ke kebun pinus, yang jaraknya tidak
jauh dari tempat sebelumnya. Setelah dari kebun pinus, kami sejenak mampir ke
tempat oleh-oleh, Getuk Sari di desa Dlingo, meskipun aku hanya menemani
temanku berbelaja, aku hanya sekilas melihat-lihat keadaan desa itu, meski
tidak bisa bertemu dengan sosok Yudhistira (Mimpi) tapi sudah berada didesanya
pun aku merasa senang.
Turun dari daerah perbukitan dan
kembali ke kota, waktu masih panjang sebelum jadwal keberangkatan kereta ke
Jakarta yaitu pukul 16.00 WIB, kami mengunjungi terlebih dahulu TamanSari, lalu
berkeliling lagi di Malioboro.
Waktu keberangkatan pun akan segera tiba, kami menuju Stasiun untuk berangkat, masih banyak lagi yang belum dikunjungi disana, suatu saat ingin kembali lagi, makan sate klatak yang katanya enak, ke pantai laut kidul yang katanya indah-indah banget, puncak merapi, dan yang paling utama ke rumah Yudhistira, hahahaaa. Lain kali kesana sama siapa yaaa.....
Waktu keberangkatan pun akan segera tiba, kami menuju Stasiun untuk berangkat, masih banyak lagi yang belum dikunjungi disana, suatu saat ingin kembali lagi, makan sate klatak yang katanya enak, ke pantai laut kidul yang katanya indah-indah banget, puncak merapi, dan yang paling utama ke rumah Yudhistira, hahahaaa. Lain kali kesana sama siapa yaaa.....
0 komentar:
Posting Komentar